Definisi Limbah Medis
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2020, Limbah Medis adalah sisa kegiatan pelayanan kesehatan yang berasal dari kegiatan medis pelayanan kesehatan. Dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Bahaya utama adalah risiko infeksi dari mikroorganisme yang terkandung dalam limbah, infeksi terjadi karena tertusuk benda tajam. Hepatitis B, hepatitis C bahkan HIV/AIDS menjadi ancaman yang paling serius jika terkena benda tajam karena menimbulkan kecelakaan dan penyakit jika tidak diolah dengan baik dan benar.
Jenis Limbah Medis
Menurut WHO, jenis-jenis limbah ini adalah sebagai berikut:
1. Limbah infeksius
Limbah infeksius adalah limbah yang mengandung darah atau cairan tubuh dan berasal dari prosedur medis tertentu, seperti pembedahan atau pengambilan sampel laboratorium.
Contohnya adalah darah, cairan tubuh, air liur, keringat, urin, dan berbagai bahan sekali pakai yang digunakan untuk menyerap darah atau cairan tubuh, seperti kain kasa atau tabung infus.

2. Limbah Patologis
Limbah patologis adalah limbah berupa jaringan, organ, dan bagian tubuh manusia lainnya yang dihasilkan setelah prosedur pembedahan dilakukan.

3. Limbah Benda Tajam
Limbah benda tajam adalah limbah yang berasal dari prosedur atau kegiatan medis yang menggunakan alat tajam seperti jarum suntik, pisau bedah sekali pakai, dan silet yang akan digunakan. Dalam pengemasan limbah benda tajam, limbah tersebut harus dibuang dalam kotak kuning terang yang terpisah dengan label khusus untuk benda tajam.

4. Limbah Kimia
Limbah kimia yang berasal dari fasilitas kesehatan seperti reagen cair yang digunakan untuk tes laboratorium dan cairan disinfektan.

5. Limbah Farmasi
Limbah farmasi yang berasal dari fasilitas kesehatan seperti obat-obatan yang sudah kadaluarsa, maupun yang sudah tidak layak konsumsi karena terkontaminasi. Selain obat-obatan, vaksin yang sudah tidak terpakai juga dikategorikan sebagai limbah farmasi.

6. Limbah Sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah limbah atau produk sisa dari barang beracun yang sifatnya sangat berbahaya karena dapat memicu kanker dan menyebabkan mutasi gen. Contoh limbah sitotoksik adalah obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

7. Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah limbah yang berasal dari berbagai kegiatan dan prosedur radiologi, seperti rontgen, CT scan, dan MRI yang telah terpapar dan dapat memancarkan gelombang radioaktif. Contohnya adalah cairan, alat, dan bahan lain yang digunakan.

8. Limbah Biasa
Sebagian besar sampah ini adalah sampah biasa yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari di fasilitas kesehatan rumah sakit, seperti makanan untuk pasien, bungkus plastik alat kesehatan, dan lain-lain.

Bahaya Limbah Medis Jika Tidak Dikelola dengan Baik
Menurut data WHO, salah urus limbah ini dapat memicu berbagai bahaya sebagai berikut:
1. Infeksi
Pembuangan limbah medis yang sembarangan menyebabkan berbagai macam infeksi karena mengandung patogen yang menyebabkan berbagai macam infeksi seperti infeksi saluran pernafasan (TBC dan Streptococcus pneumonia) dan virus campak. Selain itu, limbah medis juga meningkatkan risiko hepatitis A, B, atau C, hingga HIV dan Aids yang ditularkan melalui barang-barang yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh.

2. Bahan kimia berbahaya
Pembuangan limbah medis yang tidak tepat juga dapat menyebabkan keracunan karena bahan kimia dalam limbah medis meningkatkan risiko penyakit pernapasan atau kulit.

3. Zat genotoksik
Penelitian dari Finlandia menemukan bahwa zat genotoksik pada limbah medis dapat meningkatkan risiko keguguran dan meningkatkan senyawa mutagenik dalam tubuh yang memicu kanker pada sel somatik.

4. Zat Radioaktif
Limbah medis yang tidak dikelola dengan baik akan menghasilkan zat radioaktif yang dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, muntah, luka bakar pada kulit, atau sindrom radiasi akut. Zat radioaktif juga dapat menyebabkan efek kesehatan jangka panjang seperti kanker dan penyakit kardiovaskular.

Flow meter for hospital wastewater
Proses pengolahan air limbah di rumah sakit menggunakan banyak jenis instrumentasi. Flow meter merupakan salah satu alat instrumen yang digunakan dalam pengolahan air limbah di rumah sakit. Baik pada limbah domestik maupun jenis limbah lainnya. Fungsinya, untuk mengukur debit air limbah, total volume air limbah atau untuk kontrol proses. Lokasi pemasangan flow meter air limbah rumah sakit, biasanya di inlet dan outlet atau pembuangan ke sungai dan parit.
Karena sifat air limbah rumah sakit yang kotor dan korosif, maka material flow meter harus sesuai dengan sifat limbah cair tersebut. Untuk itu, pilihlah jenis flow meter yang tidak memiliki komponen sensor berputar. Sehingga flow meter air limbah tidak mudah rusak dan macet karena kotoran.
Pada banyak kasus, penggunaan flow meter turbin atau roda dayung membuat flowmeter macet. Macetnya flow meter turbin akibat kotoran pada air limbah atau kerak dapat menyebabkan turbin tidak berputar. Karena tidak berputar, maka pembacaan yang ditunjukkan oleh flow meter air menjadi nol atau error.
Pemilihan Jenis Flow Meter Untuk Limbah Rumah Sakit
Karena sifat limbah yang beragam, ada beberapa poin penting dalam menentukan jenis pengukur aliran limbah dan yang perlu diperhatikan adalah:
- Kapasitas laju aliran air limbah yang terdeteksi oleh sensor flow meter.
- Sifat air limbah yang tingkat keasamannya cukup ekstrim memerlukan pemilihan bahan flow meter.
- Tingkat kekotoran air limbah dan suhu limbah itu sendiri untuk menentukan jenis flow meter.
- Tekanan aliran air limbah yang menggunakan pompa atau sistem gravitasi.
- Kandungan air limbah yang mungkin mengandung getah, lumpur seperti ampas atau kotoran padat lainnya.
- Lokasi pemasangan flow meter indoor atau out door.
- Tingkat perlindungan eketrikal apakah perlu water proof (karena kemungkinan terendam air) akibat banjir.
- Jenis indikator integral atau indikator jarak jauh yang dipasangkan di ruang kontrol.
- Model koneksi daya listrik AC atau DC atau dengan baterai.
- Jenis sambungan badan sensor, flange, fitting atau ulir.
- Jenis matrial body sensor Carbon steel, cast iron, Stainless steel atau Non Metal.
Electromagnetic Flow Meter
Flowmeter elektromagnetik yang sering disebut juga dengan magnetic flow meter atau magmeter merupakan jenis flow meter yang bekerja menggunakan hukum Faraday. Karena sifat kerjanya yang seperti itu, magnetic flow meter hanya dapat bekerja pada cairan yang memiliki konduktivitas pada tingkat tertentu dan umumnya pada kisaran minimal 20 mikro siemens.

Pengukur Aliran Elektromagnetik adalah jenis pengukur aliran volumetrik. Pengukur aliran elektromagnetik tidak memiliki komponen sensor yang bergerak. Karena itu, pengukur aliran jenis elektromagnetik ideal untuk cairan kotor apa pun yang bersifat konduktif atau berbasis air, seperti: aplikasi air limbah dan lumpur.
Jenis – Jenis Electromagnetic Wastewater Flow Meters
Electromagnetic Flow Meter memiliki 2 jenis instalasi, yaitu:
Inline Electromagnetic flow sensor
- Sistem pemasangannya dilakukan dengan cara memotong pipa sedangkan untuk penyambungannya ada beberapa jenis, yaitu dengan flange, ulir, wafer dan sanitary tri clamp
Insertion Electromagnetic flow sensor
- Sistem pemasangannya dilakukan dengan cara melubangi pipa. sedangkan penyambungannya adalah dengan memasang fitting baik dengan fitting sadel maupun dengan pengelasan dan sensor dimasukkan ke dalam pipa melalui fitting tersebut. Pemasangan jenis ini cocok untuk pipa dengan ukuran diameter yang besar.
Pemilihan jenis instalasi flowmeter elektromagnetik harus disesuaikan dengan ukuran pipa, di mana untuk pipa yang besar akan lebih murah investasinya jika menggunakan jenis instalasi Insertion.
Keunggulan electromagnetic wastewater flow meter
Keunggulan electromagnetic Flow Meter
- Pengukuran alat ini tidak bergantung pada tekanan, suhu, massa jenis, berat jenis, viskositas
- Aliran dalam pipa tidak terganggu karena tidak ada komponen yang berputar di dalam flow tube sensor
- Kehilangan tekanan dapat diabaikan karena tidak ada komponen yang menghalangi aliran air di dalam tabung sensor sehingga adanya partikel padat di dalam cairan tidak menghalangi kinerja flow meter
- Memiliki akurasi standar 0,5% dan bisa lebih baik dengan pesanan khusus hingga 0,2%.
- Mampu mengukur pada aliran yang lambat dengan kecepatan 0,1 m/s
- Pemilihan jenis material untuk linning dan elektroda dapat memberikan jangkauan jenis cairan yang sangat luas dan cocok untuk karakter cairan yang korosif hingga abrasif.
- Dapat digunakan untuk cairan dengan temperatur rendah hingga 180 derajat celcius tergantung jenis dan modelnya.
- Menyediakan kontrol output berupa pulse, analog 4-20mA, RS45 hingga komunikasi hart
Electromagnetic Flow Meter Specifications
Specifications electromagnetic flowmeter
- Material: carbon steel /cast steel
- DN range (mm): DN15-DN200
- Output: pulse/current4-20Am/RS-485/Hart
- Accuracy: 0.5%/1%
- Medium: water/liquid
- Flow range (mm): 10-2200
- Power supply: 220VAC/24VDC
- Medium temperature (centigrade): 0-150
- Ambient temperature (centigrade): -20-50
- Humidity: <= 85%
- Atmospheric pressure: 86-106KPa
- Nominal Pressure: 1.6, 2.5, 4.0, 6.4MPa
- Anti-Explosion Grade: IaIICT4, dIIBT4
- Connection Flange: GB9115.0719-2000 JB/TB2-94 or other customer named standard.
- However, this electromagnetic flowmeter can be casted according to the application conditions. such as if the pipe network in the ground can be made a control
- tub and the electromagnetic flow transmitter can be remote to the magnetic sensor. Likewise, if there is no electricity, it can be connected to solar energy and is
- also available with a power battery that can be 3 to 4 years old.
Produk Unggulan Kami :
Flowmasonic WUF 620 CF Clamp On Ultrasonic Flowmeter
Flow Meter Fire Pump G-300-4-VW-B Gerand
Ultrasonic Flow Meter TUF-2000B Clamp on Flow Meter
Ultrasonic Flow Meter For Alcohol WUF 620 J Sensor L Flowmasonic
Flowma WFT 67 Turbine Flowmeter DN200
Source : Inaparts.com universaleco.id